Ulasan novel dan film Kalau kamu mau ketawa lepas karena komedi satir yang menggelitik, kamu bisa baca novelnya. Tapi kalau kamu mau perasaan melankolis yang penuh cinta, kamu bisa nonton filmnya. Entah kamu lebih suka membaca novel atau menonton film (atau keduanya) A Man Called Ove sama-sama akan mengantarkan perasaan hangat ke dalam hatimu. *** A man Called Ove adalah novel tahun 2012 yang ditulis Fredrik Backman, seorang kolumnis, blogger, dan penulis Swedia. Sementara filmnya dirilis pada tahun 2015, disutradarai dan ditulis oleh Hannes Holm. Sampul novel A Man Called Ove Poster film A Man Called Ove Ove adalah karakter laki-laki tak banyak bicara paling romantis yang pernah saya baca. (Bacanya ove ya! Jangan op atau of, tapi ove seperti pelafalan bahasa Indonesia, dengan huruf "e" dibaca seperti e pada buah apel). Ia adalah seorang kakek tua yang hobi marah-marah, sangat suka keteraturan, dan benci banget sama kemajuan teknologi digital. Alih-alih disebut pemarah,
Surga memang selalu menawarkan tantangan untuk diraih. Bukit Buwun Mas adalah satunya. Bukit ini adalah salah satu destinasi wisata yang sedang sangat ngehits di kalangan traveller akhir-akhir ini. Buwun Mas sendiri diambil dari nama desa dimana surga tersembunyi ini berada. Tepatnya, di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Memerlukan waktu kurang lebih 2 jam dari Kota Mataram, Desa Buwun Mas sudah bisa dijangkau dengan jalan aspal yang sangat mulus. Namun, untuk mencapai ke Bukit Buwun Mas itu sendiri , wisatawan perlu menaklukan jalur hiking yang tidak mudah. Oleh karena itu, wisatawan dianjurkan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman, seperti sandal jepit, sandal gunung, atau sepatu lari/gunung, karena jalanan cukup menanjak. Lebih seru lagi jika berangkat pagi-pagi sekali ketika matahari belum beranjak tinggi. Jika menggunakan motor, tidak disarankan menggunakan motor matic. Beberapa wisatawan yang menggunakan motor matic mengeluhkan kanpas remnya