Langsung ke konten utama

2 Hari Bareng Eva Celia

It was such an amazing experience!
Satu kalimat yang mewakili dua hari jadi LOnya Eva Celia untuk Konser Senggigi Sunset Jazz Festival yang diadain di Lombok, tanggal 9 Desember kemaren.

Awalnya surprise banget waktu suatu hari, tiba2 dapet whatsapp dari Mbak Githa, "Mau gak jadi LOnya Eva Celia?" Oh my God!!! Can you imagine my feeling? Saya yang biasanya kalo gabut di kantor suka streaming lagunya Eva Celia dan Ayahnya Indra Lesmana, tiba-tiba diminta jadi LOnya. Wah! Ini hidup kok ajaib banget ya.. Kira2 gitu deh suara hati saya sambil jingkrak-jingkrak saking bahagianya.

Jujur di awal, saya gawah banget gak tau apa itu jadi LO artist lol. Trus langsung aja gitu search di google baca-baca artikel di blog orang-orang yang pernah punya pengalaman jadi LO artis.

Kalau kata tante Wikipedia sih, LO atau Liaison officer adalah seseorang yang bertugas menghubungkan dua lembaga untuk berkomunisasi dan berkoordinasi mengenai kegiatan antarlembaga. Tapi menurut hemat saya sih, LO artis itu semacam asisten artis di lapangan yang nyambungin komunikasi dari EO. Tugas besarnya, ngingetin rundown acara dan mastiin si artis akan sampai ke atas panggung dan bisa perform dengan luancar jaya sesuai schedule. Well, dan akhirnya jadilah ini pengalaman pertama saya jadi seorang LO, yang beruntungnya jadi LOnya artis kesukaan. ❀️

Move on to the dearest Eva Celia..

(foto MSSJF) 
Yap! Seperti yang sudah saya jelasin di atas, saya suka streaming lagu-lagunya Eva Celia dan Ayahnya di youtube kalau sedang gabut di kantor. Enak aja gitu nemenin nulis berita. Tapi karena saya tipikal orang yang kalau mengagumi lebih sering ke karyanya aja dan gak pernah jadi seorang fan fanatic dari siapapun, jadi saya gak tau banyak soal Eva Celia.

Karena tuntutan jadi LO, saya jadi harus tau banyak soal Eva Celia secara personal. Jadilah saya mulai stalking-stalking akun instagramnya, dan Oh My God! I love her thoughts about body shaming dan bagaimana dia hidup sebagai seorang vegetarian (soalnya punya cita-cita pribadi jadi vegetarian, cuma cita-cita sih wkwkwk).

Kesan sekilas dari IGnya itu, dia perempuan yang  cerdas, bertalenta, dan penuh pesona. Dan kenyataannya pas ketemu, Oh My God!! Ternyata she is much much much better than what she post on instagram.

Pertama ketemu di Bandara, saya mendapatkan senyum ramah yang selalu ditunjukan Eva setiap kali ketemu sama orang-orang. Manisnya..
Setidaknya begitu yang saya perhatikan selama dua hari bareng dia. Entah apa di balik itu kita gak pernah tau kan, mungkin dia lagi capek banget, lagi sakit, atau lagi badmood tapi dia selalu berusaha tetep senyum.

Eva sepertinya gak suka pake make up dalam kesehariannya, walaupun itu hanya seonggok liptin! I love it so much. So simple pake bajunya biasa aja, kayak kita lagi di rumah aja gitu. Santai. Jangan ditanya seberapa cantik dia. Dress manggungnya pun   simple banget dan make upnya gak glamour tapi benar-benar sudah cantik dari sananya.

Sayangnya sejak pertama ketemu di Bandara, salaman dan memperkenalkan diri, "Saya Novita, LOnya mbak Eva", dan disambut dengan senyum ramah. Habis itu kami tak banyak bicara, hiks. Soalnya kasian dia terlihat lelah perjalanan dari Jakarta, i know betapa macetnya jalanan jekartah itu. Sementara malamnya dia harus memberikan performa terbaiknya. Jadi saya memutuskan untuk membiarkannya istirahat sepanjang jalan dari BIL ke Hotel tempatnya menginap. Hanya menjawab jika ditanya, yang sayangnya dia tak banyak bertanya. So sad hahaha

Padahal saya berharap, kita dapat menjalin pertemanan yang lebih personal. Tidak hanya sebatas hubungan profesional antara LO dan artisnya.   Tapi apalah daya, siapalah saya. Hahaha Harus profesional donk, membiarkannya istirahat dan give her "me time" sebelum bekerja keras malamnya. Mungkin aja dia seorang introvert kan.. She definitely would need it. Dan sepertinya memang seperti itu.

Di bandingkan teman-teman LO yang lain, saya rasa saya adalah LO paling beruntung yang dapetin Eva Celia. Ridersnya benar-benar simple dan gak banyak minta apa-apa. Waktu dia tampil saking terpukaunya, saya sempet lupa beberapa detik kasi handuk dan air minum hahaha untungnya dia super duper simple dan biasa aja. Totally down to earth. Kesimpulannya dia sangat manis, saya sempat berpikir dia mungkin rengkarnasi seekor kupu-kupu hehe

Oh lucky me dududu..

Ini bagian receh, selama jadi LO kemarin saya mendapatkan sebuah pelajaran paling berharga di hidup saya: Jangan pernah beli air mineral di cafe atau restoran Hotel.. Masa harganya 25.000 satu botol tanggung itu. Ya Allah.. Nangis darah rasanya pas bayar wkwkwkw

At the end, i would like to say thanks to Mba Githa dari Archis yang udah kasi kesempatan jadi LO dan dengan kesabaran tingkat dewa jadi koordinator LO.

GAK KETINGGALAN my roomate Yayhi' yang super dupeeer lovely crazy Sandik-ian wkwkwkw Berdua kita lecet bareng dan menikmati air kamar mandi hotel yang mendidih wkwkwkw *Sumpah benar-benar mendidih gak bisa diatur ke suhu dingin pun πŸ˜…

Ohya terimakasih juga buat Mas Ijun, Manager Eva Celia yang udah teraktir makan nasi goreng tengah malem dan debat soal mana yang lebih penting, vocabulary atau grammar dalam bahasa inggris. Hiks sayang lupa fotoan sama mas ijun jadi kenang-kenangan.. Hahaha

Sudah gitu aja sih, entah mimpi apa akhirnya saya nulis journal pribadi di blog kayak gini, mood yang bagus setelah sugul isin selet πŸ’ž




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novelet: "Maroona" full

MAROONA (full) Hatiku tengah berlayar                                                                                         Di tengah lautan yang luas dan biru Kilauan airnya memantul menyinariku           Hatiku tengah berlayar Ditengah lautan yang luas Seisinya bernyanyi untukku Entah sampai kapan ia akan terus berlayar Entah seberapa luas laut yang akan diarunginya lagi Sampai kini belum ada dermaga yang membuatnya berhenti Berhenti untuk menyandarkan hari-hari Berhenti untu...

Bagaimana Kami Masih Hidup Setelah Dibunuh: Napak Tilas Pembekuan UKPKM Media Unram

(persma underwater, doc. crew media unram) Mau tidak mau kita harus mengakui, kita sempat koma selama periode kepengurusan tahun 2015-2016. Iya, koma. Kondisi dimana kita tak bisa mengendalikan tubuh kita secara maximal. Organ-organ dalam kita masih berfungsi, tetapi kita tidak mampu melakukan hal-hal yang biasanya (seharusnya) kita lakukan. Atau mungkin lebih tepatnya, kita kesurupan! Kondisi dimana, raga kita ditempati oleh β€œjin”, sementara kita tidak bisa mengendalikan tubuh kita selama bebrapa waktu sampai si jin ngerasa kewalahan sendiri dan mengembalikan tubuh kita. Oh well, pengandaian saya mungkin kurang tepat. Tetapi yang jelas, pengambil alihan sekretariat dan pergantian kepengurusan oleh pihak rektorat secara sepihak tempo hari, mau tidak mau harus kita akui membuat kita (seolah-olah) mati di kalangan banyak pihak. Bagaimana tidak? Setiap turun liputan untuk web, ada saja beberapa kawan yang iseng menanyakan β€œLoh bukannya Media Unram udah mati ya?” Kan menyeb...