Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Catatan Minggu Pagi

“Maag kronis mamak sudah semakin parah. Sekarang lebih sering muntah darah. Livernya juga ikut bermasalah …” Seketika saya merasa kebas. Seperti ada batu besar yang tertahan di tenggorokan. Saya tahu air mata jalurnya bukan lewat tenggorokan, tapi saya biarkan saja batu itu seolah-olah sebagai penahan agar air mata tidak meluap dan banjir. Saya paling tidak suka dilihat menangis. “Mamak pasti sembuh. Jangan banyak pikiran, harus tetep bahagia …” Saya akhiri dengan itu. Hanya kata-kata. Saya tau itu hanya kata-kata. Dan saya tau saya sedang berhadapan dengan waktu. Tapi saya berlalu seolah-olah saat itu masih seperti bertahun-tahun yang lalu. *** Satu hal yang saya sadari dari pertambahan usia selain semakin tua saja kita secara biologis: kita harus siap didahului dan mendahului. You know what I meanlah disini…. Well! Pagi ini ga ada ujan, ga ada ojek, tapi saya yakin 175% di luar becek karena kemaren hujan sepanjang hari.   Saya tiba-tiba pengen nulis tentang usia. P

Kaca

Kau bilang serpihan-serpihan dirimu yang kau rindukan itu ada padaku, ingin kujawab rengkuh saja aku agar serpihan-serpihan itu dapat kau miliki lagi tapi sayangnya, kau harus tetap berada disana di balik kaca yang acap kali hanya bisa kupandangi December 29, 2014

Dear Ayah untuk yang kesekian

Dear Ayah untuk yang kesekian Terimakasih karena selama ini kau telah mengizinkanku menyandang gelar segabagai putrimu. Pasti itu tidaklah mudah; aku putrimu yang rumit ini. Yang dengan susah payah kau besarkan dengan keringatmu hingga sejauh ini. …. Ayah, Aku tiba-tiba kembali mengingat banyak hal pertama yang kulakukan denganmu. Kau yang mengajariku pertama kali melipat kertas-kertas itu menjadi berbagai bentuk, kau juga yang pertama kali mengajariku bagaimana aku harus kembali berdiri saat jatuh dari sepeda merahku, kau yang menggandeng tanganku saat pertama kali hadir ke taman kanak-kanak, kau juga yang selalu memilihkanku pakaian-pakaian, bahkan hingga sekarang.   Membuatku menyadari dengan kesadaran yang benar-benar penuh. Bahwa kau adalah cinta pertamaku; ayah selalu menjadi cinta pertama bagi putrinya. Mungkin itu tidak berlaku bagi beberapa anak, tapi itu berlaku untukku. Meski tentu saja kau bukan ayah yang sempurna. Meski di luar sana masih banyak ayah