Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Dear Ayah

Dear Ayah… Ayah, andai aku seorang lelaki aku akan menjadi bujangmu yang tangguh. Tapi sayang, aku adalah seorang perempuan. Andai aku seorang lelaki yah, aku akan merantau jauh dan enggan pulang sebelum bisa membanggakanmu. Tapi aku terlahir sebagai seorang perempuan yah, putri satu-satunya yang kau miliki. Tidak. Kau memang tidak pernah mempermasalahkan apakah aku seorang lelaki atau perempuan. Tapi ayah izinkan aku membayangkan apa yang bisa ku perbuat ketika aku menjadi bujangmu… Dear Ayah… Kau lakukan segalanya untukku.  Kau pernah bilang “Orang tua tidak akan berkata tidak kepada anaknya, selama mereka sanggup melakukannya.” Dan kau melakukannya. Tak jarang aku mengambil keputusan yang tak sesuai dengan harapanmu. Tapi kau selalu menjadi orang pertama yang mendukungku sekaligus menjadi orang pertama yang akan membuka tangan ketika aku gagal. Ayah… Meski aku seorang perempuan. Aku akan selalu berusaha membanggakanmu. Aku akan menukar semua keringatmu dengan senyum b

Rindu yang Bergantung

Alunan kidung ayat-ayat rindu terdengar dari ujung menara masjid tertinggi. Aku terpaku, merasakan rindu pada masa lalu... Saat siluet damar terlihat dari celah-celah dinding anyaman, saat hikayat-hikayat tua disabdakan, bergantung pada bulan cakram yg tanggung... Suara jangkrik-jangkrik bercinta di tengah gulita. Suara-suara bijak burung hantu. Suara-suara yg mengusik satu titik kenangan pada memori otakku... Aku kembali terpaku, menyadari bahwa itu tlah menjadi sejarah di hidupku. Tak akan pernah terulang kembali... Tak akan pernah bersatu kembali... Serpihan-serpihan yg tertiup angin hingga ke samudera dalam.. Membisikan gurindam kerinduan pada sosok wanita tua berjilbab dan almarhum lelaki sepuh yg selalu berhijab kesederhanaan. Aku rindu... -------- (2/4/12) rindu kampung halaman mamak di Anjani, lotim. Rindu almarhum kakek. Rindu nenek. Dn rindu keluarga ini utuh lagi^^ rindu yg bergantung

Sepotong Bulan

Malam ini, sepotong bulan membuat suaraku tercekat Membuat gerakku terhambat Membuat perasaanku berdebat Semua hanya karna sepotong bulan itu Aku duduk tertunduk bisu Menunggu dengan bodoh sekaligus berharap angkuh Pada sepotong bulan pucat yang dingin berharap datang merengkuhku Sepotong bulan... Kadang aku dapat menggenggam cahayamu Tapi terkadang aku hanya dapat memandangmu --- White room, Camp al-Kautsar II, Pare kampung inggris (2012)

Novelet: "Maroona" full

MAROONA (full) Hatiku tengah berlayar                                                                                         Di tengah lautan yang luas dan biru Kilauan airnya memantul menyinariku           Hatiku tengah berlayar Ditengah lautan yang luas Seisinya bernyanyi untukku Entah sampai kapan ia akan terus berlayar Entah seberapa luas laut yang akan diarunginya lagi Sampai kini belum ada dermaga yang membuatnya berhenti Berhenti untuk menyandarkan hari-hari Berhenti untuk menyandarkan mimpi-mimpi Ia hanya sempat berhenti sejenak bernyanyi dan pergi Entah dimana dermaga itu… Roona sempat melihat senyum kecil tersungging di bibir laki-laki berseragam pilot itu ketika menatap layar netbook dihadapannya, sebelum Roona menutup netbook biru miliknya  tepat di hadapan laki-laki itu. Membaca milik orang lain tanpa izin terlebih dahulu. Laki-laki itu begitu menyebalkan bagi Roona. Begitu kesan pertama Roona. Bagi Yash, pilot muda yang baru lulu