Langsung ke konten utama

Dear Ayah untuk yang kesekian




Dear Ayah untuk yang kesekian
Terimakasih karena selama ini kau telah mengizinkanku menyandang gelar segabagai putrimu.
Pasti itu tidaklah mudah; aku putrimu yang rumit ini. Yang dengan susah payah kau besarkan dengan keringatmu hingga sejauh ini.
….
Ayah,
Aku tiba-tiba kembali mengingat banyak hal pertama yang kulakukan denganmu.
Kau yang mengajariku pertama kali melipat kertas-kertas itu menjadi berbagai bentuk, kau juga yang pertama kali mengajariku bagaimana aku harus kembali berdiri saat jatuh dari sepeda merahku, kau yang menggandeng tanganku saat pertama kali hadir ke taman kanak-kanak, kau juga yang selalu memilihkanku pakaian-pakaian, bahkan hingga sekarang.  Membuatku menyadari dengan kesadaran yang benar-benar penuh. Bahwa kau adalah cinta pertamaku; ayah selalu menjadi cinta pertama bagi putrinya. Mungkin itu tidak berlaku bagi beberapa anak, tapi itu berlaku untukku.
Meski tentu saja kau bukan ayah yang sempurna. Meski di luar sana masih banyak ayah yang lebih baik darimu. Tapi kaulah ayahku. Bukan mereka….
Katakan padaku yah, Apa suatu hari nanti, aku akan bisa bertemu dengan laki-laki yang akan mencintaiku setulus kau mencintai putrimu ini?
…..
Yah, terimakasih karena selama ini kau telah mengizinkanku menyandang gelar segabagai putrimu, dan aku benar-benar akan mengenakan gaun kedewasaanku sekarang.
Dulu aku selalu berharap tumbuh sebagai seorang laki-laki. Agar bisa melindungi dan membanggakanmu layaknya kesatria-kesatria itu, yah. Tapi aku sadar, aku tak perlu menjadi selain diriku untuk membanggakanmu.
Ayah….
Di usiamu yang hampir menginjak setengah abad itu,
Ingin sekali kugantikan dirimu, duduk berjam-jam didepan monitor dengan mata tuamu mengurus kepentingan orang yang tak ada habisnya itu. Ingin sekali ku katakankan padamu secepatnya, bahwa kau tak perlu lagi bersusah payah memikirkan masa depanku. Ingin sekali segera kugantikan dirimu, yah, untuk memikirkan banyak hal itu yang membuatmu tampak semakin tua saja.
Ayah, tapi satu hal saja dulu,
Maukah kau selalu sehat sampai aku dapat menunjukan kuncup itu suatu hari nanti akan mekar secantik-cantiknya.
Mau kan, yah?
In the early morning, 26th November, 2014
With love
(For you, keep going! Everything will be all right …)

Komentar

  1. Spice and Habanero Extra Long Digital Titanium Styler
    Spice and Habanero Extra Long Digital titanium body jewelry Titanium Styler. Made with a combination titanium body armor of premium titanium jewelry piercing titanium apple watch titanium oxide and organic cane sugar, the Spice and Habanero Extra race tech titanium Long Digital

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novelet: "Maroona" full

MAROONA (full) Hatiku tengah berlayar                                                                                         Di tengah lautan yang luas dan biru Kilauan airnya memantul menyinariku           Hatiku tengah berlayar Ditengah lautan yang luas Seisinya bernyanyi untukku Entah sampai kapan ia akan terus berlayar Entah seberapa luas laut yang akan diarunginya lagi Sampai kini belum ada dermaga yang membuatnya berhenti Berhenti untuk menyandarkan hari-hari Berhenti untu...

Cerpen: "Pergi"

Pergi Setelah tujuh tahun lamanya, hari ini aku kembali dapat melihat kedua mata yang begitu teduh mendamaikan dan selalu berbinar itu lagi. Kedua mata itu kembali memporak-porandakan perasaanku, membuat seluruh persendianku terasa lemas, dan kembali melumpuhkan otak numerikku persis seperti tujuh tahun yang lalu. Tak ada sedikitpun yang berubah dari kedua mata itu, meski sekarang kau memilih mengecat rambut ikal panjangmu berwarna senada dengan kedua bola matamu yang hitam legam. Membuat gen ke-indonesiaanmu lebih terlihat. Selain dari itu tak ada yang berubah dari dirimu. Suaramu yang selalu terdengar ceria memanggil namaku, tinjuan yang tak pernah pelan ke pundakku hasil belajar bela diri kilatmu dulu, parfume lavender favoritmu, stelan jeans dan kaos putih kebanggaanmu, dan terutama kedua matamu dan cara memandangmu itu tak ada yang berubah. Masih sama seperti dulu. Membuat perasaan yang selama hampir tujuh tahun terakhir ini dengan susah   payah berusaha ku enyahkan ...

Bagaimana Kami Masih Hidup Setelah Dibunuh: Napak Tilas Pembekuan UKPKM Media Unram

(persma underwater, doc. crew media unram) Mau tidak mau kita harus mengakui, kita sempat koma selama periode kepengurusan tahun 2015-2016. Iya, koma. Kondisi dimana kita tak bisa mengendalikan tubuh kita secara maximal. Organ-organ dalam kita masih berfungsi, tetapi kita tidak mampu melakukan hal-hal yang biasanya (seharusnya) kita lakukan. Atau mungkin lebih tepatnya, kita kesurupan! Kondisi dimana, raga kita ditempati oleh “jin”, sementara kita tidak bisa mengendalikan tubuh kita selama bebrapa waktu sampai si jin ngerasa kewalahan sendiri dan mengembalikan tubuh kita. Oh well, pengandaian saya mungkin kurang tepat. Tetapi yang jelas, pengambil alihan sekretariat dan pergantian kepengurusan oleh pihak rektorat secara sepihak tempo hari, mau tidak mau harus kita akui membuat kita (seolah-olah) mati di kalangan banyak pihak. Bagaimana tidak? Setiap turun liputan untuk web, ada saja beberapa kawan yang iseng menanyakan “Loh bukannya Media Unram udah mati ya?” Kan menyeb...