Langsung ke konten utama

Whatever just be your self!


Sore itu seperti biasa, aku menghadiri acara kajian rutin yang diadakan oleh sebuah organisasi nirlaba di kota tempat ku menuntut ilmu. Dan seperti biasa aku selalu mendapat bagian tempat duduk pada barisan terdepan, padahal itu bukan karna aku datang paling awal lho, hanya sebuah kebiasaan aneh audience yang kerap ku temui ketika mengikuti kajian serupa; "enggan duduk di barisan terdepan". Aku tak tau alasan tepatnya. Padahal menurutku duduk dibarisan terdepan itu adalah pilihan yang sangat menguntungkan dengan berbagai alasan yang tidak akan ku jelaskan disini.
Kenapa? Karna aku akan membahas tentang sang pembicara yang menurutku lebih menarik untuk dibahas.
Loh kok?! Emang ada apa sih dengan sang pembicara?
Pertanyaan yang bagus! Hehe:p
Sejak awal beliau membuka forum kajian sore itu, aku merasa mengenal gesture dan style beliau. Sangat tidak asing, karna setiap minggu malam aku melihat gesture dan style yang sama di televisi tapi dalam sosok yang berbeda. Yapz! Pembicara pada kajian sore
itu seperti meniru style salah seorang motivator kondang yang kerap tampil di layar televisi.Bukan seperti tapi benar-benar
meniru.
Cesss!!
Entah kenapa aku menjadi tak tertarik lagi dengan pembahasan kajian sore itu. Gergetnya terasa hilang karna ibaratnya aku melihat emas palsu atau barang "KW".
Aku rasa semuanya pasti sepakat lebih baik menjadi perak tapi asli dibandingkan dengan emas tapi sayangnya palsu.
Begitu juga dengan jati diri kita, sehebat apapun orang lain kita tak lantas harus menjadikan diri kita sama persis seperti "dia". Ingat rumus ABC;
A: Ambil yang baik
B: Buang yang buruk
C: CIPTAKAN YANG BARU
Yang terpenting dalam mengadaptasi sifat/carakter baik orang lain adalah tetap mempertahankan ciri khas yang ada pada diri kita dan mampu menciptakan sifat/carakter yang lebih inovatif dan lebih hebat dari sebelumnya. Bagaimanapun, menjadi diri sendiri itu tetap lebih baik dan lebih menarik.^_^
Ok.ok yang terakhir, aku tidak bermaksud untuk menggibah atau menjugde seseorang. Hanya bermaksud ingin mengambil pelajaran dari kejadian sore itu. Karna bagaimanapun aku tidak lebih baik dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan beliau(pembicara).
Semoga bisa bermamfaat!
Yang sudah baca tolong tinggalkan kritik dan saran.
Domo arigato gozaimasu^o^)v
------------
Camp Al-Kautsar II; white room, midnight.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novelet: "Maroona" full

MAROONA (full) Hatiku tengah berlayar                                                                                         Di tengah lautan yang luas dan biru Kilauan airnya memantul menyinariku           Hatiku tengah berlayar Ditengah lautan yang luas Seisinya bernyanyi untukku Entah sampai kapan ia akan terus berlayar Entah seberapa luas laut yang akan diarunginya lagi Sampai kini belum ada dermaga yang membuatnya berhenti Berhenti untuk menyandarkan hari-hari Berhenti untu...

2 Hari Bareng Eva Celia

It was such an amazing experience! Satu kalimat yang mewakili dua hari jadi LOnya Eva Celia untuk Konser Senggigi Sunset Jazz Festival yang diadain di Lombok, tanggal 9 Desember kemaren. Awalnya surprise banget waktu suatu hari, tiba2 dapet whatsapp dari Mbak Githa, "Mau gak jadi LOnya Eva Celia?" Oh my God!!! Can you imagine my feeling? Saya yang biasanya kalo gabut di kantor suka streaming lagunya Eva Celia dan Ayahnya Indra Lesmana, tiba-tiba diminta jadi LOnya. Wah! Ini hidup kok ajaib banget ya.. Kira2 gitu deh suara hati saya sambil jingkrak-jingkrak saking bahagianya. Jujur di awal, saya gawah banget gak tau apa itu jadi LO artist lol. Trus langsung aja gitu search di google baca-baca artikel di blog orang-orang yang pernah punya pengalaman jadi LO artis. Kalau kata tante Wikipedia sih, LO atau Liaison officer adalah seseorang yang bertugas menghubungkan dua lembaga untuk berkomunisasi dan berkoordinasi mengenai kegiatan antarlembaga. Tapi menurut hemat saya s...

Bagaimana Kami Masih Hidup Setelah Dibunuh: Napak Tilas Pembekuan UKPKM Media Unram

(persma underwater, doc. crew media unram) Mau tidak mau kita harus mengakui, kita sempat koma selama periode kepengurusan tahun 2015-2016. Iya, koma. Kondisi dimana kita tak bisa mengendalikan tubuh kita secara maximal. Organ-organ dalam kita masih berfungsi, tetapi kita tidak mampu melakukan hal-hal yang biasanya (seharusnya) kita lakukan. Atau mungkin lebih tepatnya, kita kesurupan! Kondisi dimana, raga kita ditempati oleh “jin”, sementara kita tidak bisa mengendalikan tubuh kita selama bebrapa waktu sampai si jin ngerasa kewalahan sendiri dan mengembalikan tubuh kita. Oh well, pengandaian saya mungkin kurang tepat. Tetapi yang jelas, pengambil alihan sekretariat dan pergantian kepengurusan oleh pihak rektorat secara sepihak tempo hari, mau tidak mau harus kita akui membuat kita (seolah-olah) mati di kalangan banyak pihak. Bagaimana tidak? Setiap turun liputan untuk web, ada saja beberapa kawan yang iseng menanyakan “Loh bukannya Media Unram udah mati ya?” Kan menyeb...